Mekanika
teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisis struktur
merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama
dari ilmu tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang
bekerja padanya.
Perilaku
struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya
internal). Dalam mempelajari perilaku struktur maka hal-hal yang banyak
dibicarakan adalah :
* stabilitas
*
keseimbangan gaya
*
kompatibilitas antara deformasi dan jenis tumpuannnya
*
elastisitas
Dengan
mengetahui gaya-gaya dan lendutan yang terjadi maka selanjutnya struktur
tersebut dapat direncanakan atau diproporsikan dimensinya berdasarkan material
yang digunakan sehingga aman dan nyaman (lendutannya tidak berlebihan) dalam
menerima beban tersebut.
Sumber :
wikipedia
Download Modul Statika disini
A. UMUM
Suatu
konstruksi jalan yang baik adalah jalan yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan
lalu lintas untuk suatu masa tertentu yang dikenal dengan UMUR PENCANA JALAN.
Satu
diantara beberapa bagian perencanaan yang penting pada suatu konstruksi jalan
adalah GEOMETRIK.
Perencanaan
Geometrik secara umum yaitu perencanaan bagian jalan seperti:
·
LEBAR
·
TIKUNGAN
·
LANDAI, serta hubungan satu dengan lainnya yang berkaitan dengan arus lalu
lintas.
B. LINGKUP
PERENCANAAN
Pekerjaan
perencanaan geometrik jalan antar kota meliputi 5 tahapan yang berurutan sbb:
1.
melengkapi data dasar
2.
identifikasi lokasi jalur
3.
penetapan kriteria perencanaan
4.
penetapan alinernen jalan yang optimal
5.
penggambaran detail perencanaan geometrik jalan dan pekerjaan tanah.
1.Data Dasar
Dasar dasar yang
diperlukan adalah:
o
peta topografi berkontur yang akan menjadi peta dasar perencanaan jalan, dengan
skala tidak lebih kecil dari 1 : 10.000 (skala yang lain misal 1 : 2.500, 1 :
5.000), perbedaan tinggi setiap garis kontur tidak lebih dari 5 m.
o
peta geologi yang membuat informasi daerah labil maupun daerah stabil.
o
Peta tata guna lahan yang membuat informasi ruang peruntukkan jalan.
o
Peta jaringan yang ada.
2.
Identifikasi lokasi jalan
Berdasarkan
data tersebut pada 1,ditetapkan:
o
Kelas medan,
o
Titik awal dan perencanaan, dan
o
Pada dasar perencanaan, identifikasi daerah-daerah yang layak dilintasi
berdasarkan struktur mekanika tanah, struktur geologi, dan pertimbangan lainnya
yang dinganggap perlu.
3. Kriteria
perencanaan
Tetapkan :
- Untuk perencanaan geometrik perlu ditetapkan klasifikasi menurut fungsi jalan,
- Kendaraan rencana
- Volume lau lintas rencana dan VJR (volume jam rencana)
Kriteria
perencanaan tersebut diatasi ditetapkan berdasarkan pertimbangan kecenderungan
dimasa mendatang sehingga jalan yang dibangun dapat memenuhi fungsinya selama
umur rencana.
4. Penetapan
Alinemen Jalan
Alinemen
jalan yang optimal diperolaeh dari satu proses iterasi pemilihan alinemen
yaitu:
- Dengan menggunakan data dasar, dibuat beberapa alternatif alinemen horizontal (lebih dari satu) yang dapat memenuhi kriteria perencanaan,
- Setiap alternatif alinemen horizontal dibuat alinemen vertikal dan potongan melintangnya,
- Semua alternatif alinemen dievaluasi untuk memilih satu alternatif yang paling efisien.
4.1 Alinemen
Horizontal
Berdasarkan
kriteria perencanaan ditetapkan:
a).
Jari-jari menimum lengkung horizontal,
b).
Kelandaian jalan maksimum,
c). Panjang
maksimum bagian jalan lurus, dan
d). Jarak
pandang henti dan jarak pandang mendahului.
Dengan
memperhatikan kriteria perencanaan dan DAMIJA, pada peta dasar perencanaan,
rencanakan alinemen horizontal untuk beberapa Alternatif lintasan.
Pada setiap
alternatif, buatkan NOMOR STASION singkat STA. dan ditulis STA.XXX+YYY, dimana
XXX dalam satuan kilometer dan YYY satuan Meter. Penomoran Sta. ditetapkan sbb:
1)
Pada bagian jalan lurus, STA dibuat untuk setiap setiap 50 m,
2)
Pada bagian lengkung, STA dibuat setiap 20 m, dan
3)
Penulisan STA pada gambar dilakukan disebelah kiri dari arah kilometer kecil ke
kilometer besar.
4.2 Alinemen
Vertikal
Berdasarkan
kriteria perencanaan ditetapkan:
a) Jari-jari
lengkung vertikal minimum,
b)
Kelandaian jalan maksimum,
c) Panjang
jalan dengan kelandaian tertentu yang memerlukan lajur pendakian,dan
d) Jarak
pandang henti dan jarak pandang pendahului.
Gambar
alinemen vertikal dengan skala horizontal 1 : 1.000 dan vertikal 1 : 100.
4.3 Potongan
melintang
Berdasarkan
kriteria perencanaan ditetapkan:
o
Lebar lajur, jalur dan lebar bahu jalan,
o
Pelebaran jalan ditikungan untuk setiap tikungan, dan
o
Damaja, Damija, dan Dawasja.
Gambar
potongan melintang dengan skala horizontal 1 : 100 dan skala vertikal 1 :
10. Gambar potongan melintang dibuat untuk setiap titik STA.
Potongan
melintang, alinemen horizontal, dan alineman vertikal digunakan untuk
menghitung volume galian, timbunan, dan pemindahan meterial galian dan
timbunan.
4.4
Pemilihan Alinemen yang Optimal
o
Perencanaan untuk beberapa alternatif bertujuan untuk memilih alinemen yang
paling efisien yaitu alinemen dengan kriteria sbb:
1)
Alinemen terpendek,
2)
Semua kriteria perencanaan harus dipenuhi,
3)
Memiliki perkerjaan tanah yang paling sedikit,
4)
Memiliki jumlah dan panjang jembatan paling sedikit.
o
Pada alternatif yang paling efisien, perlu dievaluasi koordinasi antara
alinemen horizontal dan vertikal.
Perubahan
kecil pada alinemen terpilih dapat dilakukan, tetapi jika perubahan tersebut
mengakibatkan panambahan pekerjaan tanah yang besar maka proses pemilihan
alinemen perlu diulang.
5. Penyajian
Rencana Geometrik
Bagian
perencanaan yang disajikan meliputi:
1.
Gambar alinemen horizontal yang digambar pada peta topografi berkontur,
2.
Gambar alinemen vertikal,
3.
Gambar diagram superelevasi,
4.
Gambar potongan melintang untuk setiap titik STA,
5.
Diagram pekerjaan tanah, dan
6.
Bagian-bagian lain yang dianggap perlu.Sumber : http://polmed-tekniksipil.blogspot.com/search/label/Perencanaan%20Geometrik
Bangunan Bambu
Bambu telah
digunakan sebagai bahan bangunan sejak lama di Indonesia. Struktur bangunan
bambu dapat dengan mudah ditemui di banyak tempat yang memiliki bambu, mulai
struktru yang paling sederhana seperti gubuk hingga struktur yang rumit berupa
jembatan dengan bentangan hingga puluhan meter dapat ditemui di Sumatra, Jawa
dan Sulawesi.
Sebagai
bahan bangunan, bambu memiliki keunggulan karena struktur dan juga karena
perbandingan kekuatan dan berat yang dimilikinya. Serat bambu yang panjang
menambah kekuatan bambu dan bahkan melebihi kayu pada umumnya, dan bahkan
mengalahkan baja. Di sisi lain, bambu memiliki kadar lignin yang rendah,
komponen punyusun utamanya adalah asam salisilat, yang memberikan kelenturan
sekaligus kekuatan pada bambu.
Pemanfaatan
bambu semakin lama diketahui semakin banyak, dalam hal bahan bangunan misalnya,
dalam beberapa tahun belakangan ini, pemanfaatan panel atau bambu laminasi
semakin berkembang pesat. Ini tentu saja di sebab oleh keindahan tekstur bambu,
serta kekuatan, kelenturan dan kemampuan bahan bambu beradapatasi dengan
kelembaban. Maka tidaklah berlebihan jika banyak pihak mengatakan bahwa bambu
adalah bahan material masa depan yang akan menggantikan posisi kayu.
Keuntungan
menggunakan bahan bambu
Sudah umum
diketahui bahwa bambu adalah sumber yang dapat diperbaharui, alami dan mampu tumbuh
dengan sangat cepat, sehingga pemanfaatan bambu akan mengurangi penggundulan
hutan hujan tropis yang saat ini dalam kondisi kritis. Kelebihan menggunakan
bahan bambu untuk bangunan diantaranya:
- Bambu mudah dipotong, dilobangi, diangkat serta mudah perawatannya, hanya dengan peralatan sederhana kita bisa membuat bangunan bambu.
- Karena karakter dan struktur fisiknya, bambu dapat dikatakan cocok untuk segala jenis struktur konstruksi. Baik untuk konstruksi permanen maupun bangunan sementara. Selain itu, kelenturan dan kekuatannya terbukti sebagai bahan yang aman untuk daerah yang rentan gempa seperti Indonesia.
- Bambu tidak bersifat polutif, seluruh bagian bambu dapat digunakan dan tidak ada yang terbuang. (Dalam praktiknya batang bambu dapat digunakan untuk konstruksi, bagian pucuknya yang lebih kecil dapat dijadikan ajir atau penyangga tanaman, daun bambu dapat dijadikan makanan ternak dan juga kompos, tunas muda bambu dapat dimakan sebagai sayuran yang lezat). Bahkan sisa-sisa dari industry furniture/banguanan bambu dapat dijadikan arang yang bermutu dan bernilai ekonomi tinggi.
- Bagian permukaan luar bambu sudah secara alami licin dan bersih dengan warna yang alami dan menarik pula. Sehingga bambu tidak memerlukan pengecatan atau amplasan. Bambu juga dapat dikombinasikan dan cocok dengan material lain seperti kayu, batu, dan baja.
Perlakuan
terhadap bahan bambu
Aplikasi yang kurang tepat,
perlakuan yang salah dan pemanfaatan bambu sebagai bangunan murahan telah
menggiring kepada pandangan umum bahwa bambu adalah kayu murahan. Namun saat
ini kesadaran masyarkat akan kelebihan bahan bambu serta nilai lebihnya dari
sisi lingkungan mulai membawa bambu ke tingkat yang lebih tinggi. Apa yang akan
terjadi pada material bambu ketika kita tidak memperlakukannya dengan benar?
- Ketika ditebang, kumbang bubuk akan segera meninfeksi bambu, oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk langsung mengawetkan bambu.
- Bambu yang bersentuhan langsung dengan tanah dalam waktu lama, akan mangalami pelapukan dan mengundang serangan serangga, hal ini juga terjadi pada kayu. Oleh sebab itu sturktur bambu harus menghindari kontak langsung dengan tanah.
- Sama seperti kayu, bambu yang kering sangat mudah terbakar, oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk mengawetkan bambu dengan bahan pengawet yang dapat meningkatkan tingkat fire retardant bambu.
- Banyak tukang yang sulit mengerjakan bahan bambu karena ukuran diameter bambu dari pangkal ujung seringkali tidak sama, demikian pula ketebalannya. Namun para perajin dan tukang yang berpengalaman menangani bambu tidak ada kesulitan dengan kondisi ini. Artinya diperlukan pelatihan bagi yang belum mengenal karakteristik bambu.
- Konstruksi bambu yang baik membutuhkan keahlian khusus dalam hal sambungan dan ikatan. Aplikasi yang salah akan mengurangi kekuatan struktur dan juga keindahan bangunan bambu. Diperlukan peningkatan keterampilan bagi yang baru Baja Sebagai Bahan Bangunan
Baja sebagai bahan konstruksi bangunan mempunyai beberapa
sifat fisik dan mekanis yang dapat mempengaruhi kekutan sebuah konstruksi
bangunan.
Berikut ini beberapa sifat fisik dan mekanik yang dimiliki oleh baja
Sifat fisik baja
meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan
perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan
sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari
luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:
Kekuatan
Baja.
Sifat
penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan
panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress
sebesar, , dimana P = beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada
waktu baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan
awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang
menyababkan regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula.
Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis.
Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut
dengan “Modulus Elastisitas/Modulus Young. Ada 3 jenis tegangan yang
terjadi pada baja, yaitu :
-tegangan ,
dimana baja masih dalam keadaan elastis
-tegangan leleh,
dimana baja mulai rusak/leleh
-tegangan
plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan maksimum.
Keuletan Baja
(ductility)
Kemampuan
baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga
berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji
tarik.
Kekerasan
Baja
adalah
ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan baja. Cara
ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll
Ketangguhan
Baja (toughness)
Ketangguhan
baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai
baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja
tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara
memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
Mekanika
tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
teknik sipil, dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau
soil engineering dan Bodenmechanik dalam bahasa Jerman. Istilah mekanika tanah
diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui bukunya
“Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage” (Mekanika Tanah berdasar pada
Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu
mekanika tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini,
sehingga Terzaghi disebut sebagai “Bapak Mekanika Tanah”. Daftar isi
[sembunyikan] * 1 Definisi tanah * 2 Percobaan o 2.1 Percobaan di lapangan o
2.2 Percobaan di laboratorium * 3 Penggunaan ilmu * 4 Tokoh [sunting] Definisi tanah
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari: * Agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain * Zat Cair
* Gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran mineral-mineral padat
tersebut Tanah berguna sebagai pendukung pondasi bangunan dan juga tentunya
sebagai bahan bangunan itu sendiri (contoh: batu bata). Pipa Hidrometer
Piknometer berisi tanah dan air, tanpa udara (divakum) sedang ditimbang dengan
ketelitian 0,0001 gram dan diukur suhunya Alat Atterberg Contoh tanah pada uji
plastis, setelah di oven 24 jam [sunting] Percobaan Ilmu ini mempelajari
sifat-sifat tanah melalui serangkaian percobaan laboratorium dan percobaan di
lapangan: [sunting] Percobaan di lapangan * Pengambilan contoh dan benda uji
tanah * Pendataan lapisan dengan cara pengeboran * Uji CPT atau Sondir * Uji
Tekan Pelat * Uji kepadatan tanah di lapangan * Uji Permeabilitas sumur * Uji
SPT (eng: Standard Penetration Test) * Uji DCP * Uji Kekuatan Geser Tanah di
lapangan, dengan menggunakan Uji Baling-Baling [sunting] Percobaan di
laboratorium * Distribusi Butiran Tanah, untuk tanah berbutir besar digunakan
Uji Ayak (eng: Sieve Analysis, de: Siebanalyse), untuk tanah berbutir halus
digunakan Uji Hidrometer (eng: Hydrometer, de: Aräometer/Sedimentationsanalyse).
* Berat Jenis Tanah (eng: Specific Grafity, de: Wichte) * Kerapatan Tanah (eng:
Bulk Density, de: Dichte) dengan menggunakan Piknometer. * Kadar Air, Angka
Pori dan Kejenuhan Tanah (eng: Water Content, Pore Ratio and Saturation Ratio;
de: Wassergehalt, Hohlraumgehalt, Sättigungszahl) * Permeabilitas (eng:
Permeability, de: Wasserdurchlässigkeit) * Plastisitas Tanah dengan menggunakan
Atterberg Limit Test untuk mencari: – Batas Cair dan Plastis, – Batas Plastis
dan Semi Padat, – Batas Semi Padat dan Padat (eng: Liquid Limit, Plastic Limit,
Shrinkage Limit; de: Zustandgrenzen und Konsistenzgrenzen) * Konsolidasi (eng:
Consolidation Test, de: Konsolidationversuch) * Uji Kekuatan Geser Tanah, di
laboratorium terdapat tiga percobaan untuk menentukan kekuatan geser tanah,
yaitu: – Percobaan Geser Langsung (eng: Direct Shear Test, de:
Direktscherversuch), – Uji Pembebanan Satu Arah (eng: Unconvined Test, de:
Einaxialversuch) dan – Uji Pembebanan Tiga Arah (eng & de: Triaxial) * Uji
Kemampatan dengan menggunakan Uji Proctor [sunting] Penggunaan ilmu Pada
kelanjutannya, ilmu ini digunakan untuk: * Perencanaan perkerasan lapisan dasar
jalan (pavement design) * Perencanaan struktur di bawah tanah (terowongan,
basement) dan dinding penahan tanah) * Perencanaan galian * Perencanaan
bendungan
Teknik
Pondasi
Teknik
Pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi
fondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban
yang bekerja dengan baik. Teknik fondasi merupakan bagian dari ilmu geoteknik.
Jenis-jenis pondasi
Pondasi
dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
- Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
- Pondasi setempat
- Pondasi penerus
- Pondasi pelat
- Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
- Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang]]
Jenis
pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis
tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain pondasi
Pondasi
didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu
oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.
Desain
utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus
semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan.
Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan
total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan
diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan
masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung
pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi(
tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya,
kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga
pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang
terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli
geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari
kekuatan desainnya.
Beban yang
bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
- Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
- Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
- Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya gempa
- Gaya angkat air
- Momen
Analisis mengenai dampak
lingkungan disingkat AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak
penting suatu kegiatan atau usaha yang direncanakan terhadap lingkungan hidup,
yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Pengertian yang
lain namun sama maknanya adalah AMDAL merupakan kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek
fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat.
AMDAL diperkenalkan pertama kali tahun 1969 oleh National Environmental Policy
Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau
AMDAL. Penyusunan AMDAL meliputi pembuatan: TOR, Andal, RKL dan RPL.
Amdal mulai diberlakukan di RI tahun 1986 melalui PP
No 29 tahun 1986. Amdal dimaksudkan sebagai bagian dari studi
kelayakan pembangunan suatu rencana usaha atau kegiatan. Tujuan Amdal
adalah untuk memastikan bahwa pembangunan suatu rencana usaha/kegiatan tidak
mengorbankan lingkungan.
Pihak yang
terkait atau terlibat dalam penyusunan AMDAL
1. Pemerintah
2.Pemrakarsa/Pengusaha
3. Komisi penilai
3. Komisi penilai
4.
Masyarakat yang berkepentingan
5.Konsultan
Dalam
pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan atau menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
- Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002
- Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH No. 08/2006
- Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008
Tujuan dan Sasaran Amdal adalah untuk menjamin suatu usaha atau
kegiatan pembangunan layak lingkungan (alami, binaan, sosial ekonomi dan
budaya). Dengan Amdal diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien dan meminimumkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Tidak semua rencana
usaha/kegiatan membutuhkan Amdal. Studi ini hanya dilaksanakan oleh
proyek-proyek yang berskala besar, memiliki kegiatan yang kompleks dan dapat
mempengaruhi daerah sensitif atau kawasan lindung.
Sebagai
bagian dari studi kelayakan suatu rencana usaha atau kegiatan, maka studi Amdal
seharusnya dimulai pada saat perencanaan usaha atau kegiatan.
Prosedur
Pelaksanaan AMDAL
Dilaksanakan
sesuai dokumen Amdal yang diminta
Isi Dokumen
Amdal:
Terdiri
dari 4 rangkaian hasil studi yang dilaksanakan secara berurutan, yaitu:
- Dokumen KA-ANDAL (Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan )
- Dokumen ANDAL (Dokumen Analisis Dampak Lingkungan)
- Dokumen RKL (Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan)
- Dokumen RPL (Dokumen Rencana Pemantauan lingkungan)
Prosedur
Penilaian
Prosedur
penilaian dokumen AMDAL dibagi menjadi 2 tahap utama, yaitu:
- Penilaian dokumen KA-ANDAL
- Penilaian dokumen ANDAL, RKL dan RPL
AMDAL
digunakan untuk:
- Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah/kawasan industri/proyek
- Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
- Memberi masukan atau umpan balik untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
- Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
- Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak penting yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar